Cerita sub-plotnya ini juga tidak kalah menarik dari cerita utamanya dan yang paling penting adalah cerita sampingan ini masih relevan dan tidak keluar dari jalur dan tujuan utama dari tokoh protagonisnya. Selain itu banyak sekaliforshadowing yang diselipkan oleh sang mangaka dibeberapa bagian tempat, mengenai apa yang akan dihadapi oleh para tokoh utamanya diakhir cerita. Sayangnya forshadow ini tergolong mencolok dan mudah ditebak akan akhir ceritanya sehingga tidak membuat lagi penasaran akan nasib yang akan dialami oleh setiap tokoh utamanya.
Mungkin jika kalian selesai membaca manga ini mungkin banyak pertanyaan seputar ceritanya yang banyak tidak terjawab. Seperti siapa alien yang mengubah tubuh Ichiro dan Hiro, mengapa mereka datang ke bumi, apa tujuan mereka sebelumnya dibumi, dan mengapa mereka buru-buru pergi dari bumi, adalah pertanyaan-pertanyaan yang mungkin anda temui dan pertanyakan disini. Ini dikarenakan manga ini memang tidak secara gamblang menceritakan latar belakang yang detail pada beberapa bagian tempat, atau bisa dibilang ada beberapa hal yang dibiarkan menjadi sebuah misteri dan lebih memfokuskan pada masalah dan kehidupan para tokoh utamanya, seperti manga sebelumnya Gantz yang memiliki konsep yang sama dimana sang mangaka membiarkan para pembacanya memiliki konsep dan teorinya sendiri mengenai beberapa hal.
Cerita Inuyashiki berdasarkan sudut pandang dari Ichiro sebagai protagonis, dan Hiro sebagai antagonis dan motif apa yang mendorong keduanya. Selain itu menariknya kita juga akan ditunjukkan bagaimana keduanya beradaptasi dengan tubuh mereka, dan bagaimana keduanya memanfaatkan teknologi asing tersebut sebagai sarana untuk pencapaian tujuan hidup dan jati diri masing-masing yang tentunya Ichiro maupun Hiro memiliki pandangan dan cara yang berebda bagaikan 2 sisi koin. Dalam mengenalkan tokoh protagonis dan antagonisnya, Hiro memiliki pendekatan tersendiri, dimana Ichiro sebagai tokoh protagonis diciptakan dengan kondisi fisik dan latar belakang lingkungan yang menyedihkan, sedangkan tokoh antagonisnya tidak memiliki latar belakang tujuan dan masa lalu yang kompleks, atau memiliki gangguan mental yang membuatnya bengis dan haus darah, Hiro, justru terlihat normal.
Awal komik kita akan disajikan cerita mengenai keseharian Ichiro, dimulai dari sang ayah yang merasa tidak dianggap oleh keluarganya, keseharian yang membosankan, istri yang selalu mengambil mengintrupsi dan mengambil situasi, anak laki-lakinya Takeshi yang selalu di-bully oleh seniornya, dan Mari anak perempuannya yang selalu terobsesi untuk menjadi orang kaya. Masalah besar dari Ichiro memang terletak pada hubungan dirinya dengan anggota keluarganya, terutama anak-anaknya. Takeshi yang selalu dibully disekolahnya menganggap keluarganya seperti Hobit, yang selalu ketakutan dan bersembunyi dalam gua, sehingga ia seperti memaklumi jika ayahnya tergolong pengecut seperti dirinya. Sedangkan anak perempuannya yang malu karena penampilan Ichiro yang seperti lansia, hingga lebih memilih menyebut Ichiro sebagai kakeknya ketika ada teman-temannya yang datang. Bagi Ichiro meski ia sembuh dari kanker karena tubuhnya telah digantikan oleh mesin penghancur super canggih sebagai bentuk tanggung jawab alien yang membunuhnya, ia tidak bisa menerima kenyataan yang diluar dugaan tersebut. Ichiro yang kemudian tidak bisa lagi merasakan makanan atau minuman, sekaligus sulit baginya untuk bisa mengeluarkan air matanya membuat ia mengalami sebuah krisis eksistensial dan menganggap dirinya sebagai mesin bahkan sempat terlintas dipikirannya untuk meninggalkan keluarganya. Untungnya kegalauan tersebut tidaklah berlangsung lama atau berakhir menjadi sesuatu yang negatif. Ichiro yang saat itu mempertanyakan apa tujuan hidupnya terjawab setelah ia berhasil menyelamatkan seorang gelandangan dari bocah-bocah berandalan yang menembaki orang malang itu dengan kembang api, adalah hal yang mustahil dilakukan oleh dirinya yang lama. Setelah kejadian itu dimana ia bisa menyelamatkan 1 nyawa, air mata mulai keluar dari kedua mata Ichiro, ia mulai merasakan arti hidup, dan ia mulai percaya bahwa dirinya masih yang dulu, ia berkeyakinan meskipun tubuhnya telah menjadi sebuah mesin namun ia masih memiliki hati dan nurani layaknya manusia. Semenjak itu Ichiro berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan menolong orang sebanyak yang ia bisa dengan tubuh barunya tersebut.
Selanjutnya kita akan diperkenalkan kepada kehidupan atau keseharian tokoh antagonisnya, Hiro Shishigami, anak muda misterius yang bersama dengan Ichiro ketika ditaman yang ternyata juga satu sekolah dengan Mari. Hiro terlihat seperti anak remaja biasa yang bahkan mungkin bisa dibilang bahwa hidupnya jauh lebih baik dari Ichiro, ia memiliki teman, jago dalam olah raga, disukai banyak gadis, tidak menjadi korban atau target bully, menyukai shonen manga, tak ada hal yang mengindikasikan bahwa ia adalah tokoh yang bermasalah sejak awal kemunculannya. Hiro mempunyai sahabat dekat semenjak ia masih duduk dibangku taman kanak-kanak bernama Naoyuki Ando yang kehidupannya kebalikannya dari Hiro. Ando merupakan pemuda yang tertutup atau bisa dibilang introvert, canggung, dan menjadi korban bully disekolahnya yang menyebabkan dirinya tidak masuk sekolah sampai beberapa hari. Untuk latar belakang keluarganya, Hiro Shishigami tinggal bersama ibunya yang telah bercerai dengan ayahnya dan tinggal disebuah apartemen yang tergolong sempit. Saya tidak ingin bilang keluarganya adalah keluarga broken home dimana di Indonesia kata tersebut tergolong negatif dalam pemaknaannya, hal ini karena Hiro masih menjalin hubungan yang baik dengan ayah kandungnya, ia bahkan ikut merayakan ulang tahun saudara tirinya hasil dari pernikahan dengan wanita lain dan terlihat akrab dengan ibu dan kedua adik tirinya.
Meskipun Ichiro dan Ando lah yang sebenarnya memiliki potensi besar untuk menjadi jahat karena persamaan latar belakang diantara keduanya yaitu tergolong orang-orang yang tertindas dan terinjak dimasyarakat, namun justru mereka berdualah yang memiliki hati nurani yang lebih baik jika dibandingkan oleh semua karakter dalam Inuyashiki. Sekilas apa yang dilakukan Hiro dengan tubuh barunya seperti yang akan dilakukan anak remaja pada umumnya, ia melakukannya hanya untuk sekedar iseng atau jahil seperti mengambil uang dari ATM sebanyak yang ia mau, memberhentikan semua kendaraan dijalan raya, menembak gagak dengan pistol tangan yang ia buat dengan imajinasinya, atau memutar film dewasa diseluruh televisi di pusat perbelanjaan, ia bahkan berjanji kepada sahabatnya, Ando, akan melindungi dirinya apabila ada yang mengganggunya lagi disekolah. Namun Hiroyuki secara tiba-tiba akan membawa kita ke dalam sebuah transisi yang tergolong cepat/tiba-tiba, dimana kita akan melihat wajah dan persona asli dari Hiro yang bisa dibilang akan merubah 180° prespektif kita kepada Hiro sebelumnya. Transisi tersebut akan memperlihatkan pembacanya mengenai rutinitas baru Hiro, dimana ia memilih satu rumah secara acak dan membantai seluruh penghuni dari rumah tersebut dengan tujuan agar dirinya bisa merasa lebih hidup, dimana ‘hobi’ barunya itu hanya sekedar untuk memastikan bahwa ia masih memiliki emosi seperti manusia biasa, padahal ia tidak lebih dari seorang sosiopat.
Karma merupakan salah satu tema besar dari manga ini, dan merupakan sebuah substansi yang cukup kental didalamnya dan menjadi batu loncatan yang kokoh bagi karakter-karakternya untuk berkembang. Tidak hanya berlaku kepada dua tokoh utamanya, Ichiro dan Hiro adalah kedua karakter yang memberikan dampak besar kepada karakter-karakter lainnya baik tokoh tersebut baik atau jahat, yang dimana pada akhirnya mereka akan menerima ganjaran atas perbuatan mereka masing-masing. Ichiro yang sebagai figur heroik dalam yang dalam ceritanya memiliki moral untuk menolong semua orang, pastinya akan berhadapan dengan penjahat-penjahat yang akan hadir disini, namun ia sendiri memiliki prinsip yang secara gamblang tidak ditunjukan melalui dialog namun melalui perbuatannya, dimana seburuk-buruknya orang yang ia hadapi ia tidak sampai pada titik dimana ia sampai harus membunuh orang-orang itu. Memberikan pembalasan berupa kematian pada tokoh jahat apalagi yang masuk dalam sub-plot mungkin merupakan solusi paling mudah untuk ditampilkan dan sudah banyak ditemui di kebanyakan manga. Tetapi jika tokoh jahatnya mengalami sesuatu yang mungkin lebih buruk dari kematian itu sendiri menjadi lebih berkesan. Seperti Ichiro yang menolong seorang gelandangan dari serangan anak-anak berandalan lalu membalasnya dengan menyebarkan video dan informasi anak-anak tersebut ke internet yang tidak hanyamencedrai reputasi keluarga dari anak-anak tersebut dan mencoreng wajah anak-anak tersebut diseluruh negara jepang bahkan mungkin dunia,yang secara nyata juga menghancurkan masa depan dari anak-anak berandalan itu.
Sang mangaka juga menerapkan konsep yang sama pada manga sebelumnya bahwa hidup manusia merupakan sesuatu yang rapuh dan cukup hanya butuh satu momen sial dimana hidup manusia bisa berakhir begitu saja. Namun meskipun begitu, dan konsep kematian mungkin adalah hal yang paling sering ditemui disini sekaligus menjadi atmosfir yang cukup kental, namun hal itu tidak menjadi atau daya tarik dari wajah yang pas bagi Inuyashiki. Mungkin konsep sebab akibat jauh lebih tepat untuk menggambarkan apa itu Inuyashiki selama ini. Karena disini kita akan ditampilkan porsi masing-masing mengenai cerita dari Ichiro sebagai karakter baiknya dan Hiro sebagai tokoh jahatnya, dan sebagaimana kedua tokoh tersebut menerima ganjaran atau imbalan atas perbuatannya masing-masing dalam hidup mereka termasuk karakter-karakter sampingan lainnya yang juga akan menerima dampak yang cukup signifikan berkat pengaruh dari Ichiro ataupun Hiro.
Jika anda membayangkan atau mengharapkan bahwa karakter utama disini digambarkan sebagai figure anak muda, memiliki postur tubuh yang ideal, atau berpenampilan menarik anda tidak akan mendapatkannya disini. Ichiro sebagai tokoh heroik utamanya digambarkan seperti orang tua/lansia, reot, dan selalu gemetar seperti kakek-kakek didunia nyata. Meskipun Hiroya bisa mengikuti kebanyakan manga-manga mainstream yang mendesain tokoh kakek yang ada dikomiknya bahkan lebih sangar dari karakter utamanya sendiri, ambil contoh Genryusai dari Bleach, Tobirama dari Naruto, Garp dari One Piece, atau Netero dari HxH, tetapi Hiroya tidak melakukan hal tersebut. Hiroya membuktikan pada kita bahwa tokoh heroine yang memiliki desain keren tidak harus selalu menjadi patokan agar orang-orang menyukai karakter tersebut, memang bahwa karakter seperti bentuk tubuh Ichiro kurang bisa diminati untuk dijadikan sebagai fanart atau semacamnya, tetapi melalui cerita dan apa saja yang telah dilalui oleh Ichiro kita akan menyukai Ichiro karena keluguan dan kebaikan hatinya bukan dari fisik atau penampilannya.
Cukup banyak refrensi atau easter egg yang bisa ditemukan disini, seperti bentuk tubuh robot baik Ichiro maupun Hiro terinspirasi dari tokoh manga yang sangat terkenal, yaitu Astroboy. Ia mengaku sangat menyukai tubuh Astroboy karya sang mangaka jenius bernama Osamu Tezuka, dan ketika ia sedang menggambar tubuh mode terbang keduanya ia melakukannya dengan sambil menyanyikan tema dari Astroboy. Selain itu manga super terkenal, One Piece, turut hadir disini termasuk manga dari Hiroya itu sendiri Gantz yang dulu cukup populer dimasyarakat. Namun kehadiran tersebut bukan dalam bentuk karakter atau crossover, namun kehadirannya memang dalam bentuk sebuah manga, dimana Hiro menjadikan One Piece sebagai manga favoritnya dan menjadikan Gantz baginya sebagai manga yang membosankan dan ia benci.
Inuyashiki juga mengambil tema scifi dimana polanya tidak jauh berbeda dengan Gantz yaitu terdapat sebuah teknologi super canggih buatan alien yang diberikan kepada makhluk yang lebih primitif, dimana hal ini adalah manusia, untuk digunakan sebagai mainan baru untuk mereka. Konsep yang diambil baik di Inuyashiki maupun Gantz, keduanya memiliki kesamaan seperti kisah Prometheus, dewa yunani yang memberikan api kepada umat manusia untuk digunakan bagi diri mereka sendiri agar bisa hidup mandiri tanpa bergantung kepada dewa-dewa olimpus. Seperti karakter utamanya yang dimana sekali lagi memiliki karakteristik dengan tokoh utama dari Gantz, seorang pecundang yang semakin terinjak dan tersingkirkan dari lingkungan masyarakat yang tak mampu untuk berani membela orang lain dan dirinya sendiri dari kejahatan dan bermimpi pada suatu saat bisa menolong orang lain. Semakin berjalan seiring waktu ceritanya mengembangkan karakter tersebut tumbuh menjadi seseorang yang pemberani dan memiliki rasa keadilan yang tinggi, dengan memanfaatkan teknologi / api tersebut untuk mewujudkan impiannya.
Detail merupakan nilai tambah dari Inuyashiki, Hiroya tidak hanya memberikan desain karakter yang detail, namun latar belakang tempat, wajah emosi setiap karakternya, sekaligus pertarungan yang ada di Inuyashiki menjadikan gambar-gambar yang ada di Inuyashiki sangat mengesankan dan bisa dinikmati. Selain itu Hiroya juga menerapkan teknik 3D dan foto landscape disetiap objek dan latar belakang komiknya untuk menambah kesan asli didalamnya. Yang paling menarik perhatian saya, adalah bagaimana Hiroya mempresentasikan emosi setiap dari karakternya, entah mereka sedang sedih, kesal, marah, atau takut, mereka ditampilkan dengan gambar close-up dan jangan kaget bahwa banyak sekali gambar yang lebih condong memfokuskan wajah dari karakter-karakternya karena gambar close-up merupakantrademark dari Hiroya itu sendiri. Karena banyaknya gambar tersebut yang dimana difokuskan pada raut wajah mereka, membuat saya sebagai pembacanya sedikit kesal karena berulang kali menemui hal yang serupa, namun disisi lain saya juga bisa lebih mengerti dan memahami emosi apa yang sedang diekspresikan oleh para tokoh-tokohnya.
KESIMPULAN
Meskipun tergolong singkat dimana hanya membutuhkan 3 tahun untuk merampungkan semua ceritanya, Inuyashiki adalah manga yang memiliki konsep cerita yang solid dan cukup emosional meskipun bagi saya sendiri ceritanya tidak sampai membuat para pembacanya sampai menangis. Ceritanya sendiri fokus terhadap kehidupan kedua tokohnya yaitu Ichiro sebagai tokoh protagonisnya, dan Hiro sebagai tokoh antagonisnya, yang keduanya memiliki porsi cerita yang pas dan melalui kisahnya dan desain gambar dan wajah karakternya yang cukup detail membuat saya yakin akan mampu membangun simpati dari pembaca kepada kehidupan dari kedua tokoh ini. Plotnya sendiri tergolong linear dan langsung to the point untuk mencapai beberapa fase dalam ceritanya, selain itu tidak teralu banyak flashbackyang ditampilkan dan meskipun ada hanya menunjukkan hal yang penting secara singkat tanpa memakan banyak halaman komiknya. Bisa dibilang juga bahwa cerita dalam Inuyashiki lebih memfokuskan pada kejadian yang terjadi pada saat ini meskipun jejak waktunya ditampilkan kurang begitu jelas dan membuat pembacanya mengira-ngira sendiri. Karma adalah bagian yang penting dalam ceritanya juga dimana semua karakternya akan menemui akhirnya masing-masing dan masih memiliki keterkaitan akan perbuatan mereka pada masa lalu.
Meskipun kematian mungkin adalah atmosfir yang paling kental namun konsep tersebut tidak seutuhnya mendefinisikan manga Inuyashiki, dan konsep yang lebih pas untuk mendefinisikan Inuyashiki adalah bagaimana kedua karakter ini memandang kehidupannya masing-masing, satu sisi ada yang merasa lebih hidup jika ia menolong orang lain, dan di satu sisi ada yang merasa lebih hidup jika ia melakukan tindakan yang amoral atau tidak manusiawi. Konsep yang tergolong sederhana itu adalah yang menjadi pondasi kuat pada cerita Inuyashiki, dan mendorong kedua karakternya berkembang kearahnya masing-masing dengan caranya tersendiri.
Inuyashiki adalah manga seinen yang saya rekomendasikan jika anda mencari manga aksi yang memiliki cerita yang cukup dramatis. Cerita yang solid dan tidak rumit tidak akan membuat anda pusing ketika mengikutinya. Meskipun akhir ceritanya sendiri mudah ditebak dan saya anggap teralu buru-buru untuk diakhiri begitu saja, menjadi nilai minus dari manga ini dan dapat mengurangi minat membaca manga-nya. Selain itu banyaknya gambar close-up yang cukup menjengkelkan mungkin adalah hal yang menjadi kekurangan dalam manga ini. Namun hal itu semua dapat ditutupi dengan kualitas gambar manga-nya yang sangat detail dan ceritanya yang tidak kalah menariknya.
SERIAL ANIME
Dalam seri Animenya Inuyashiki tidak jauh berbeda dari manganya, tidak ada yang berubah dari segi alur cerita maupun tidak ada karakter yang ditambahkan. Ditambah lagi efek 3D yang halus dan terkesan tidak kaku menjadikan anime ini tidak hanya bagus secara cerita tetapi juga menarik secara visual. Anime yang diadaptasi dari manga karya Hiroya Oku ini bercerita tentang seorang pria paruh baya bernama Inuyashiki Ichiro. Ia divonis menderita kanker dan hidupnya hanya akan bertahan kurang dari setahun. Di tengah keputusasaannya, tiba-tiba ia mendapat kekuatan baru sebagai seorang cyborg dengan teknologi tingkat tinggi. Dengan kekuatan barunya, sang protagonis memutuskan untuk menolong banyak orang dan menegakkan keadilan. Di saat yang sama, seorang pemuda bernama Shishigami Hiro juga mendapat kemampuan yang serupa. Namun, ia justru menggunakannya untuk membunuh semua orang demi kesenangan semata.
Meskipun judul animenya mengambil nama protagonis, alur ceritanya justru didominasi oleh tokoh antagonis. Bisa dibilang, jalan ceritanya lebih berfokus ke asal mula seseorang bisa menjadi jahat. Dari bagaimana Shishigami bisa menguasai kekuatannya dengan mudah sampai dia mengacaukan seluruh kota dengan membantai semua orang yang dianggap telah menyakiti hati ibunya.
Jatah protagonisnya sendiri bisa dibilang malah lebih sedikit. Jika kita lihat tiap episodenya, semua judul yang digunakan adalah nama-nama karakter yang lebih dekat ke antagonis daripada protagonis sendiri. Jadi bisa dibilang, plotnya sendiri menggunakan pendekatan dari sisi antagonis yang ironisnya memakai nama “pahlawan (Hiro)” .
Tentunya, penulis sedikit menyayangkan mengapa karakter sebagus Ichiro justru malah kalah dari segi jatah tampil. Padahal, ia sendiri juga memiliki banyak sisi lain yang bisa dieksplor sebagai seorang pahlawan. Pengalaman dalam mengendalikan kekuatannya justru menjadi bahan material cerita yang tentunya lebih bagus.
Yang membuat anime ini berbeda adalah bagaimana Inuyashiki tidak melulu tentang pahlawan yang akan selalu siap bertempur melawan penjahat. Ia juga bercerita bagaimana proses perkembangan keduanya dan alasan yang mengharuskan mereka melakukan apa yang mereka yakini.
Di sini, kita seolah dihadapkan pada dua pilihan sulit; apakah kita lebih baik menjadi pahlawan tanpa tanda kehormatan atau menjadi penjahat yang membantai orang-orang berhati busuk? Semua yang dilakukan baik protagonis maupun antagonis sama-sama memiliki dasar tersendiri.
Dari anime inilah, kita juga mengetahui bahwa sebenarnya masyarakat bisa menjadi penjahat sesungguhnya dalam cerita ini. Kita akan dibuat kagum dengan alasan sang protagonis membiarkan para yakuza tetap hidup dengan kondisi buta dan lumpuh sebagai bentuk hukuman mereka.
Kita juga bisa memaklumi alasan antagonis membantai semua warganet karena kelakuan mereka yang membuat ibu tercintanya bunuh diri. Di situlah letak keunikannya, kita tak hanya bersimpati pada protagonis, tapi juga pada antagonis.
Teknologi 3D sering kali menjadi momok bagi para pecinta anime yang lebih suka dengan grafis ala 2D. Mungkin kalian masih ingat manga epik Berserk harus bernasib sial gara-gara adaptasi animenya agak mengecewakan akibat tampilan grafis 3Dnya yang kaku. Untungnya efek 3D anime satu ini jauh lebih baik daripada Berserk. Biasanya efek seperti ini hanya muncul secara konsisten pada adegan pertarungan atau saat salah satu tokoh utama menggunakan kekuatan cyborg-nya.
Soundtrack yang digunakan dalam setiap adegan benar-benar memacu adrenalin dan membuat penonton seolah larut dalam suasana kelam yang dialami setiap tokohnya. Perasaan penulis sendiri teraduk-aduk saat lagu “Ai wo Oshiete Kureta Kimi e” diputar menjelang kematian protagonis terbaik sepanjang sejarah.
Pesan Moral yang bisa dipetik
Di tengah banyaknya anime yang menawarkan fan service, anime produksi studio Mappa hadir sebagai oasis bagi para pecinta genre superhero selain Boku no Hero Academia. Namun, yang membuatnya berbeda dengan yang lain justru bagaimana kita bisa bersimpati pada tokoh antagonis yang masih menyimpan sisi kemanusiaanya.
Dari situ kita bisa mengetahui bahwa pahlawan ditentukan dari rasa keadilannya dan caranya menyikapi dunia. Ia bisa memaafkan penjahat tapi tak bisa mengampuni kejahatan itu sendiri. Anime ini sebenarnya akan menjadi tontonan bagus untuk anak-anak seandainya tak ada konten-konten dewasa yang bersifat eksplisit seperti kekerasan.
Penutupan yang terkesan terburu-buru
Sayangnya, eksekusi cerita klimaks yang harusnya momen terepik justru dilakukan secara tergesa-gesa. Meskipun adegan klimaksnya mampu membuat air mata keluar, proses kejadiannya sendiri tak semulus yang dibayangkan penonton sebelumnya. Faktor jatah episode yang terlalu sedikit ini yang membuat akhir ceritanya terkesan ngebut.
Bandingkan saja dengan versi manganya, feel-nya justru terasa lebih terasa karena pemaparan setiap adegannya begitu pelan dan lembut. Hal itulah yang gagal dirasakan penonton karena faktor “adegan ngebut” di saat terakhir. Jika kalian gagal mendapatkan feel tersebut, penulis sarankan lebih baik baca sendiri chapter terakhirnya sambil mendengarkan lagu penutup animenya.
Opening dan Ending yang nyambung dan Heroik
Kalian mungkin tak akan sekalipun meng-skip lagu pembuka dan penutupnya. Penulis harus mengakui, Man With A Mission benar-benar sukses menghentak semangat dengan “My Hero”.
Penulis juga bisa merasakan emosi yang mendalam setiap lagu “Ai wo Oshiete Kureta Kimi e” mengalun di akhir episodenya. Sensasi romantisnya mampu merogoh sampai ke lubuk hati yang terdalam. Benar-benar cocok dengan anime bertipe sad ending seperti ini.
KESIMPULAN
Tak salah lagi, Inuyashiki merupakan salah anime underrated yang patut kalian tonton. Pendekatan ceritanya yang anti-mainstream dan pendalaman karakter yang tak memihak satu sisi saja membuatnya berbeda dengan anime lain.
Lalu, musik yang memanjakan telinga, kualitas grafis yang konsisten serta penutupan yang emosional meskipun sedikit tergesa-gesa membuat anime ini layak menjadi tontonan yang menghibur dan berbobot.
Di sini, kita belajar mengenal makna seorang pahlawan secara mendalam. Untuk apa manusia dilahirkan? Untuk apa kita harus berbuat baik kepada sesama? Semuanya terjelaskan di dalam anime ini. Nilai plus lainnya juga terletak dari isu-isu yang dimasukkan ke dalam ceritanya. Isu pem-bully-an baik di dunia nyata maupun dunia maya dihadirkan secara eksplisit seolah mengingatkan kita bahwa karma akan selalu ada bagi setiap pembully di manapun ia berada.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.muchepic-review.com/2018/06/inuyashiki-manga-review-dan-analisis.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Inuyashiki
https://duniaku.idntimes.com/anime-manga/anime-lain/guntomo/review-inuyashiki
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Komentar
Posting Komentar